Cerita tentang kehidupan sehari-hari memang seru untuk dibaca, mulai dari kisah percintaan, keluarga, hingga persahabatan. Nggak hanya cerita yang senang, cerita sedih pun bisa membuat kita tidak berhenti membalik halaman buku.
Buat kamu pecinta cerita fiksi, kamu pasti sudah nggak asing dengan istilah reality fiction dan slice of life. Kedua genre cerita ini sama-sama menceritakan kehidupan yang biasa kita hadapi sehari-hari. Meski begitu, ternyata ada sedikit perbedaan di antara keduanya.
Definisi Reality Fiction dan Slice of Life
Reality Fiction
Dilansir dari Study.com, Reality fiction menceritakan kisah yang bisa saja benar-benar terjadi pada manusia dan binatang dengan premis atau latar belakang yang memungkinkan atau masuk akal. Cerita yang diangkat menyerupai kehidupan nyata dan karakter fiksinya berperilaku dan bereaksi seperti orang nyata.
Dari segi alur cerita, reality fiction menyoroti kehidupan sosial atau peristiwa personal dan isu yang mencerminkan kehidupan kontemporer, seperti percintaan, pekerjaan, pertemanan, dan isu sosial lainnya.
Berikut beberapa karakteristik reality fiction:
- Mengangkat kisah sehari-hari yang terjadi di masa sekarang atau di masa lampau, bukan di masa depan ataupun di zaman purba yang tidak bisa dibayangkan secara jelas oleh pembaca
- Karakter cerita tinggal di tempat yang nyata atau bisa jadi nyata, selama masih masuk akal
- Karakter cerita merupakan manusia yang berperilaku dan berbicara seperti orang sungguhan dan menghadapi masalah nyata yang diatasi dengan cara yang realistis
- Masalah yang dihadapi bisa terjadi pada kehidupan sehari-hari oleh diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat, maupun alam. Cerita fantasi, hantu atau makhluk halus, mitologi, sihir, pahlawan super, dan science fiction tidak termasuk reality fiction.
- Mengangkat tema tentang dunia nyata dalam perspektif penulis yang ingin dimengerti oleh pembaca, misalkan perspektif seorang ibu yang mempunyai peran sebagai wanita karier dalam dunia pekerjaan
Slice of Life
Secara kisah, slice of life juga menceritakan tentang kehidupan sehari-hari. Namun menurut leoconnact.com, genre ini tidak berfokus pada plot cerita melainkan pada karakter-karakternya. Cerita-cerita seperti ini biasanya tidak memiliki konflik, plot, dan akhir cerita yang koheren.
Karakternya bisa saja berkembang tetapi bisa juga tidak. Biasanya, terjadi pengambilan keputusan oleh karakter di akhir cerita dan karakter kemudian berlanjut begitu saja sehingga tidak ada suatu puncak tertentu di dalam cerita. Kisah slice of life juga cenderung lebih pendek daripada cerita dengan plot yang kuat.
Berikut beberapa karakteristik slice of life:
- Karakter mengalami masalah yang kecil tetapi personal
- Cerita berfokus pada karakter dan emosi daripada alur cerita. Alur ceritanya lebih sederhana daripada cerita kontemporer. Misalkan, cerita keseharian seorang anak yang memiliki kekuatan khusus
- Tidak selalu menceritakan hal-hal yang realistis, bisa juga mengandung mitos, sihir, dan science fiction
- Worldbuilding yang kuat untuk mendasari latar dan memberikan kesan bahwa dunia ini hidup di luar luang lingkupnya yang lebih kecil. Narasi tentang detail-detail kecil penting untuk membangun ini.
Umumnya, teknik naratif ini digunakan pada anime atau manga Jepang. Pada anime, gaya bercerita seperti ini cocok karena ada visual dan emosi. Sedangkan untuk novel yang mana berfokus pada tulisan, gaya bercerita seperti ini akan cenderung membosankan.
Perbedaan Inti dari Reality Fiction dan Slice of Life
Inti perbedaan dari kedua genre ini adalah pada plot ceritanya. Dalam cerita kontemporer reality fiction, terdapat plot di mana sang karakter harus menyelesaikan suatu isu dalam hidup mereka hingga akhir cerita. Pada akhir cerita, tergambarkan jelas apakah isu yang dihadapi para karakter berhasil atau gagal diselesaikan.
Sedangkan pada cerita slice of life, cerita yang disampaikan cenderung berfokus pada karakter dan emosi. Masalah yang terjadi biasanya tidak besar seperti cerita kontemporer. Alur ceritanya pun lebih sederhana.
Selain itu, perbedaan juga terlihat pada karakter dalam cerita. Pada reality fiction, karakter mengalami perkembangan yang signifikan melalui pengalaman-pengalaman yang dilalui. Sedangkan pada slice of life, karakter belum tentu mengalami perkembangan.
Contoh Novel Reality Fiction
1. The Fault in Our Stars – John Green
Cerita ini mengisahkan tentang dua orang yang bertemu di sebuah kelompok penunjang kanker. Mereka adalah Hazel, seorang gadis yang mengidap kanker tiroid, dan Augustus, yang memiliki tumor kanker dalam tulangnya sehingga kaki kanannya harus diamputasi.
Mereka semakin dekat sampai suatu saat sepakat untuk bertukar dan membaca novel favorit masing-masing. Hazel merekomendasikan novel “An Impreial Affliction”, tentang seorang gadis yang menderita kanker bernama Anna. Setelah membaca novelnya, Augustus frustrasi dengan akhir ceritanya yang tiba-tiba dan tanpa kesimpulan.
Seminggu kemudian, ia mengabarkan Hazel bahwa ia berhasil berkomunikasi dengan sang penulis novel lewat e-mail. Penulis tersebut hanya bisa menjelaskan akhir ceritanya secara langsung. Augustus pun mengajak Hazel pergi ke Amserdam untuk bertemu dengan sang penulis.
2. Thirteen Reasons Why – Jay Asher
Seorang gadis SMA bernama Hannah Baker memiliki 13 alasan untuk bunuh diri. Ia pun tewas dan meninggalkan 7 kaset yang berisikan 13 orang dan peristiwa spesifik yang ia salahkan atas kematiannya.
Kaset-kaset itu diterima oleh Clay Jensen secara misterius. Ternyata tidak hanya dirinya, beberapa teman sekelasnya juga menerimanya. Hannah menginstruksikan mereka untuk mengunjungi setiap orang yang disebutkan dan meneruskan kaset-kaset tersebut kepada orang yang selanjutnya dalam kaset.
Lama-kelamaan, alasan bunuh diri tersebut terungkap seiring dengan kaset-kaset yang berpindahan tangan tersebut diputar.
3. To Kill A Mockingbird – Harper Lee
Novel karya penulis Amerika yang meraih Putlizer Prize ini mengangkat tema pemerkosaan dan kesetaraan gender. Kisah ini menceritakan tentang Scout dan Jem, kakak beradik yang tinggal di latar fiksi bernama Maycomb di Alabama. Mereka ketakutan tetapi juga terpesona dengan tetangga mereka yang tertutup, Arthur “Boo” Radley.
Ayah mereka, Atticus, diminta Hakim Taylor untuk membela seorang terdakwa pelecehan seksual berkulit hitam. Meskipun warga Maycomb tidak setuju, Atticus tetap membelanya sekuat tenaga. Scout dan Jem pun diejek oleh teman-teman mereka dan ayahnya dijuliki “nigga-lover”.
Permasalahan ini semakin panas ketika Scout dan Jem mencoba untuk membela ayahnya dan ketika Tom bertemu dengan penggugatnya di meja pengadilan.
Contoh Novel Slice of Life
1. The Tea Dragon Society – Katie O’Neill
Novel ini berkisah tentang Greta, seorang pandai besi, dan orang-orang yang ia temui saat terjalin dalam dunia tea dragon yang mempesona. Tea dragon sendiri adalah naga-naga kecil yang memiliki tanaman herbal di sekitar tanduk mereka.
Setelah menemukan tea dragon yang hilang di pasar, Greta belajar seni yang sudah hampir punah untuk merawat tea dragon dari pasangan pemilik kedai teh, Hesekiel dan Erik. Ia juga bertemu dengan orang-orang lain dengan beragam karakter berbeda dan unik, seperti ras yang berbeda, disabilitas, hingga orientasi seksual yang berbeda.
Cerita ini tidak memiliki konflik yang besar, melainkan menceritakan kehidupan sehari-hari Greta dan orang-orang di sekitarnya beserta para tea dragon. Meski begitu, cerita ini tetap seru untuk dinikmati dan sarat pesan moral.
2. Of Oysters, Pearls, and Magic – Joyce Chng
Salah satu novel slice of life yang mengangkat tema sihir, “Of Oysters, Pearls, and Magic” menceritakan kehidupan Mirra yang dikaruniai kekuatan sihir. Namun, kekuatan itu dicemooh oleh kaum Adam di desanya karena wanita tidak diizinkan menggunakan sihir di sana.
Mirra pun memutuskan untuk pergi ke kota untuk melanjutkan perjalanannya sendirian. Ia ingin menemukan tempat yang bisa menerimanya dan sihirnya. Meski tema dan masalahnya cukup berat, cerita yang ditonjolkan adalah lebih kepada hubungan antartokohnya dan kehidupan sehari-hari mereka.
Latar belakang masalah dijelaskan hanya sekilas dan perlahan. Sebagian besar adegannya pun tidak terhubung dan cenderung acak.
3. The Long Way to a Small, Angry Planet – Becky Chambers
Cerita berlatar perjalanan menuju luar angkasa ini mengangkat kisah Rosemary Harper, seorang astronot muda yang ditugaskan untuk membangun wormhole. Sebagai orang baru dalam kru kapal di sana, Rosemary mencoba untuk bisa beradaptasi dan berbaur dengan anggota lainnya.
Kru terdiri dari Ashby sebgai kapten, Kizzy dan Jenks sebagai kru mesin, Sissix sabagai pilot, Lovey sebagai kru sistem kapal, Dr. Chef sebagai dokter dan koki, Ohan sebagai navigator, dan Corbin yang bertanggung jawab atas alga. Rosemary sendiri berperan sebagai sekretaris.
Sebagian besar ceritanya adalah tentang perjalanan kru pergi ke luar angkasa, berhenti di pasar dan bersenang-senang, hingga bertemu dengan orang baru di planet berbeda untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Yuk, Tulis Naskah Novelmu di GWP!
Ingin naskahmu dibaca ribuan orang dan editor-editor Gramedia? Tulis dan unggah naskahmu di GWP! Kamu juga bisa menemukan ribuan cerita dengan berbagai genre dan membacanya secara gratis.