Oleh: Noni Pahmi, Editor Rekata

Author: Priest

Type: Web Novel (CN), bought on JJWXC (official source, http://www.jjwxc.net/onebook.php?novelid=912073)
Genre: Action, Adventure Martial Arts, Wuxia
Associated Names: Faraway Wanderers, Word of Honor (Drama Adaptation, Youku 2021)
Related Series: Qi Ye / Lord Seventh (Shared Universe) 

Sinopsis

Cerita ini berkisah tentang seorang mantan pemimpin organisasi khusus, yang bekerja di bawah kekaisaran. Ia meninggalkan kehidupan masa lalunya dan tanpa disadari terlibat dalam kemelut dunia persilatan. 

Tian Ya Ke berlangsung di universe yang sama dengan Qi Ye (Lord Seventh). Pun demikian, kedua cerita ini dapat berdiri sendiri tanpa harus membaca salah satu cerita tertentu lebih dulu. Namun, Qi Ye memberikan konteks tambahan mengenai apa yang terjadi terkait kemunculan awal protagonis cerita Tian Ya Ke.

Review Plot

Zhou Zhishu (MC / Main Character) adalah pemimpin organisasi rahasia kekaisaran, Tian Chuang, yang berisi intelijen dan pembunuh bayaran. Sulit untuk masuk organisasi ini dan lebih sulit lagi untuk keluar; harus melalui hukuman berat yang dapat mengakibatkan cacat fisik atau bahkan kematian. 

Setelah tiga tahun menjalani hidup penuh pertumpahan darah, Zhou Zhishu, yang merindukan kebebasan, berhasil pensiun dari pekerjaan gelap itu. Namun, itu hanya dapat terjadi setelah ia menjatuhkan hukuman kepada dirinya sendiri. Karena hukuman tersebut, Zhou Zishu hanya memiliki sisa 3 tahun untuk hidup. 

Saat menggunakan hari-hari terakhirnya untuk mengembara di Jianghu dan barangkali bisa melakukan sedikit kebaikan terakhir untuk menutupi semua kesalahan sebelumnya, Zhou Zishu malah tersandung konspirasi yang mengancam kedamaian dunia persilatan. 

Zhou Zhishu kemudian bertemu dengan Wen Kexing (ML / Male Lead), seorang martial artist playboy yang bersikeras untuk mengikuti ke manapun Zhou Zhishu pergi. Wen Kexing ternyata memiliki lebih banyak rahasia gelap daripada yang ia tunjukkan di depan semua orang. Kedua lelaki ini kemudian membentuk kelompok petualang yang lucu namun sangat badass, dan mengangkat seorang remaja sebagai anak mereka.

Melihat ke belakang, plot Tian Ya Ke seperti perjalanan yang benar-benar liar dan dipenuhi dengan plot berliku-liku. Tulisan Priest benar-benar terasa halus, dengan sangat baik memadukan aspek horor, aksi, komedi, dan tragedi. Setting dunia Wuxia pun terasa cukup, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak.

Bagian akhir cerita ini, terutama, membuat saya terpesona dengan pengungkapan elemen backstory tertentu. Pada bagian extra, memperkuat bagaimana Tian Ya Ke memperlihatkan gaya klasik tulisan Priest: menganalisis, mendekonstruksi, dan merekonstruksi tema dan filosofi dari genre Wuxia. Tian Ya Ke benar-benar terasa sangat mirip dengan Liu Yao versi Wuxia yang juga ditulis oleh Priest (meskipun Tian Ya Ke yang ditulis lebih dulu).

Sebagai catatan, seperti semua novel karya Priest, ending Tian Ya Ke terasa  “terlalu realistis”, dengan semburat pahit, manis, dan tragedi, meski cerita ini masih dianggap sebagai happy ending. Tidak ada penebusan yang sempurna di sini, tidak ada “menjadi terkenal dan dirayakan sebagai pahlawan karena menyelamatkan Jianghu“, terlebih, tidak ada “semua orang hidup bahagia selamanya.” Namun, tidak apa-apa, saya tetap menyukai cerita ini seperti apa adanya.

However, I must, must say this. Priest has a very versatile range; she goes from writing political/military/steampunk novels to  Wuxia/Xianxia novels, crime and mystery thrillers, space operas, modern fantasy, and even slice-of-life. Nobody’s doing it like her! Just imagine the amount of research that goes into writing each genre. Superb! 

Review Karakter

Meskipun Tian Ya Ke merupakan salah satu karya awal Priest, gaya penulisan Priest di sini sangat dinamis. Saya dapat menemukan paragraf lucu di samping paragraf yang tragis dan itu tidak membuat saya terganggu. Deskripsi dan transisi yang dilakukan oleh Priest disini terbilang sempurna, sementara pace terkait asmara kedua tokoh protagonis pun ditulis secara seimbang. Selain itu, penokohan pun sangat bagus, karena karakternya lebih dari sekadar nama dan artinya

Dalam novel ini, dua karakter utama ditulis untuk menjadi sama kuat, baik dalam temperamen, keanehan / keunikan mereka, kemampuan untuk membaca niat orang lain, maupun saat mereka menghindari berbicara tentang hal-hal serius. Ada saat-saat lucu di mana mereka bertengkar karena hal konyol, tetapi juga ada saat-saat ketika dua karakter utama membicarakan sesuatu dengan cara yang dewasa dan serius. Gaya seperti ini dapat ditemukan dalam sebagian besar novel Priest.Setiap side character juga memiliki peran yang sangat unik dan pas dalam cerita, terutama sekelompok anak aneh (Zhang Cheng Ling, Gu Xiang, dan Cao Wei Ning) yang mengikuti dua karakter utama berkeliling Jianghu. Secara umum, nasib akhir dari setiap karakter cukup masuk akal untuk pilihan yang mereka buat dan lingkungan tempat mereka berada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *