Penulis: Karina Alya
Penyunting: Adrindia Ryandisza

Biasanya, novel yang berlatar perceraian itu terjadi di usia-usia awal pernikahan. Namun, Kembali Bebas justru kebalikannya. Novel ini menghadirkan kisah perceraian yang terjadi di usia 28 tahun pernikahan. Menurutku, premis ini menarik perhatian ketika membaca blurb bukunya. Kenapa tiba-tiba minta cerai setelah puluhan tahun menikah? Ada apa?

Tepat setelah anak bungsu mereka menikah, Tata, sang istri, mengajak suaminya, Ibra, untuk bercerai. Tentu Ibra kaget atas permintaan istrinya yang tiba-tiba. Walaupun terkejut, Ibra juga bekerja keras untuk menebak alasan sesungguhnya di balik permintaan sang istri yang terdengar sangat serius itu. Ibra mengira Tata sudah tidak tahan dengan kebiasaannya bermain game online yang tidak kenal waktu. Sayangnya, alasan Tata tidak sedangkal dugaan Ibra.

Mungkin karena aku juga perempuan, sepanjang cerita ini berjalan, tidak terhitung berapa kali aku ikut menganggukkan kepala ketika narasi digambarkan dari sudut pandang Tata. Mulai dari bagaimana ia berekspektasi akan suatu hal dalam hubungan pernikahannya sampai bagaimana ia menyikapi hal-hal yang sebetulnya terjadi di antara dirinya dengan Ibra. Perasaan-perasaan Tata terasa sangat mewakili perasaan perempuan yang terkungkung di dalam sangkar bernama rumah tangga

Dari banyaknya bagian yang relatable, ada bagian ketika Tata menyatakan bahwa ketika ia meminta waktu untuk dirinya sendiri, Ibra seolah-olah membuatnya terlihat seperti ia mangkir dari tanggung jawab seorang ibu. Padahal, Ibra juga sering meminta waktu untuk dirinya sendiri, tetapi Tata tidak pernah mengekangnya dengan urusan rumah tangga. Sebelum menikah dan menjadi ibu, Tata juga manusia yang berhak atas kebebasannya sendiri. Kebebasan menjadi dirinya, bukan menjadi seorang istri, bukan juga menjadi seorang ibu.

Premis yang sederhana dari novel Kembali Bebas ini ternyata mampu membawa rasa yang kerap dirasakan perempuan dengan baik. Rasa kasihan sampai kesal juga aku rasakan ketika membaca kisah dari sudut pandang Tata. Banyak dan tingginya ekspektasi yang diletakkan di pundak perempuan dinarasikan dengan baik di dalam novel ini. 254 halaman yang sukses membuat mataku lebih terbuka lagi tentang kebebasan dan manusia.

Yuk, dapatkan Kembali Bebas di:

Gramedia.com https://www.gramedia.com/products/kembali-bebas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *